Di Mesjid Al Jami’

Selasa tadi, saat jam istirahat siang, Khaidir mengajakku menikmati es campur di salah satu warung di Jl. Sultan Adam. Cuaca memang sangat panas siang itu, debu beterbangan. Semangkuk es camur sungguh tepat mengisi watu satu jam istirahat.
Sebentar lagi waktu ashar. Usai menyantap es campur (ditemani gorengan) itu Khaidir mengajakku shalat ashar di Mesjid Al Jami’.
Aku memang sangat jarang ke mesjid tersebut, karena letaknya bukan di jalan yang biasa kulewati pergi-pulang rumah ke kampus. Terkahir ke sana ialah saat menonton pembukaan Festival Maulid. Baca lebih lanjut

Memoar Dakwah

Hujan berdebaman, memukul-mukul atap seng asrama, menciptakan komposisi suara menakjubkan. Kulirik jam dinding, sudah pukul satu dini hari. Ini momen yang sangat nyaman untuk menyedekapkan tubuh dalam selimut lantas menyusuri alam mimpi, semestinya. Teman-teman seasrama tampaknya juga sudah terlelap semua. Namun aku, dari tadi belum juga bisa tidur. Berkali-kali kubalikkan badan, tapi tetap saja rasanya tidak ada posisi yang pas.
Aku bangkit. Bila sulit tidur seperti ini biasanya aku akan menulis apa saja di buku catatan harian. Dan kenangan-kenangan masa lalu kemudian akan berkelebatan, menari-nari dalam kepalaku. Yang paling sering muncul adalah peristiwa tiga tahun silam, di mana saat itu aku masih santri baru di pesantren ini. Aku sendiri biasanya juga tak pernah bosan menulis kembali kejadian itu, hingga kantuk benar-benar tak lagi bisa kutahan. Baca lebih lanjut